Jumat, 14 Agustus 2015

Dia

Pelajaran hari ini terasa membosankan. Semuanya terasa sama saja.
Dona: huh. Apakah tak ada hal lain yang bisa aku lakukan.
Aku sedang berjalan dengan wajah muram. Aku melihat kebawah merenungi nasibku. Hingga tiba2 kejadian ini mengubah seluruh hariku.
Aku bertabrakan dengan 'dia'.
Raku: aw. Maafkan aku. Apakah kau terluka?
Dona: ah. Aku tak apa2. Maaf karena aku sedang tak melihat kedepan.
Aku menatap wajahnya. Tak kusangka aku bisa bertemu dengannya.
Raku: Dona? Apa yang kau lakukan disini?
Dona: aku bersekolah didekat sini. Kau?
Raku: aku pindah kesini. Sudah lama sekali kita tak berjumpa.
Lama aku tak melihat senyumnya.
Aku sangat merindukannya. Tak kusangka aku masih bisa melihatnya. Melihat senyumnya. Andaikan aku bisa terus melihat ia tersenyum.
Raku: bagaimana kalau kau kuantar menuju rumahmu?
Dona: hm? Tidak perlu.
Raku: ayolah. Kita sudah lama tak berjalan bersama. Bagaimana?
Dona: Baiklah.
Kami terus mengobrol. Sudah lama aku menantikan saat ini. Apakah ini kenyataan?
Dona: kita sudah sampai. Ini rumahku. Kapan2 mainlah kesini. Oke?
Raku: baiklah. Sekarang aku pulang dulu ya.
Dona: oke. Makasih.

ΠΠΠ

Aku ingin bertemu dengannya lagi.
Raku: hai.
Dona: Raku?
Raku: mari kita pergi ke taman. Ke tempat yang dulu kita pernah kunjungi.
...
Dona: Raku. Kau masih mengingat tempat ini.
Aku hanya tersenyum. Aku bahagia.
Raku: tentu. Saat kita pernah membuat harapan untuk bisa hidup bersama selamanya. Tinggal dikota ini. Tapi, kau tak pernah pergi lagi ke taman ini.
Dona: iya. Aku hanya tak bisa menerima kehilangan dirimu.
Raku: sekarang kita sudah bersama. Mari kita menghabiskan waktu kita bersama.
Aku hanya tersenyum mendengarkan kata2nya. Tak kusangka aku sampai meneteskan air mata. Aku ingin selalu bersamanya. Tapi, aku tahu bahwa aku egois jika berharap itu akan terjadi. Raku melihat diriku. Dia tersenyum hangat. Dia memelukku. Aku menangis dalam pelukannya. Walau dia tak sehangat dulu. Tapi perasaan nyaman itu selalu ada. Tapi, ini sudah cukup. Aku tak bisa lari dari kenyataan.

ΠΠΠ

Hari ini aku sedang berjalan menuju ke taman yang dulu pernah kami kunjungi.
Aku bisa melihat punggungnya yang begitu indah. Dia sedang bermain ayunan yang pernah kami mainkan bersama. Aku perlahan mendekatinya. Aku hanya memperhatikannya.
Dona: Raku.
Raku: hai. Dona tahukah kau bahwa aku selalu menunggumu disini. Selalu berharap akan hadirnya dirimu. Karena janji kita.
Dona: Maafkan aku karena aku tak tahu.
Raku: Tidak apa2. Sekarang kita bisa menghabiskan waktu bersama.
Dia tersenyum kearahku sambil menggenngam tanganku.
Dona: Raku
Raku: iya. Ada apa?
Dona: karena ini hari sabtu, bisakah kita pergi ke suatu tempat?
Raku: wah. Terdengar menyenangkan.
Dona: ayo.
ΠΠΠ
Dona: Raku. Kita sudah sampai.
Raku: tapi kita sekarang berada di kuburan. Kenapa kemari?
Dona: Maafkan aku Raku. Tapi kamu sudah tidak bisa ada disini. Kamu sudah harus berada di dunia yang lain. Kita sudah tidak bisa bersama lagi. Maafkan aku. Karena aku yang selalu tak bisa menerima kenyataan bahwa kau telah tiada. Dan aku tahu janji itu tak akan bisa menjadi kenyataan. Aku minta maaf. Maaf karena kau selalu menungguku. Aku.. sangat mencintaimu Raku. Aku sudah bisa menerima kenyataan bahwa kau tak bisa ada disisiku lagi. Aku sudah menerima bahwa kau harus pergi ke tempat lain. Maafkan aku.
Aku hanya bisa menangis sambil memandang ke arah nisan yang bertuliskan nama dari Raku.
Raku: Tidak apa2 Dona. Baguslah kalau kau sudah bisa menerimanya. Sekarang aku bisa pergi dengan tenang. Maafkan aku tak bisa hidup bersamamu selamanya. Tapi, satu hal yang perlu kau tahu. Aku selalu ada di dalam hatimu jangan coba melupakan aku. Ingatlah aku. Ingatlah kenangan kita saat kita bersama. Aku sekarang sudah bisa pergi dengan tenang. Aku mencintaimu.
Dia tersenyum dan perlahan menghilang dari pandanganku. Aku akan menangis sekali lagi. Menangisinya untuk terakhir kalinya.
ΠΠΠ
Aku dan Raku pergi ke kota ini dan bermain di taman tersebut. Namun naas, kenyataan tak mengijinkan kami untuk bersatu. Saat kami ingin pulang dia ditabrak oleh truk yang rem nya tidak berfungsi. Aku sangat mengingat kata2 terakhirnya. Dia tersenyum sambil berkata "kita akan bersama. Aku akan selalu mencintaimu." Ternyata dia selalu menungguku ditaman itu. Aku tak pernah kesana. Aku takut teringat semuanya. Aku masih tak bisa menerima kenyataan. Saat kami bertemu hari itu, aku tau itu hanya rohnya. Saat ia memelukku aku tau bahwa itu tak nyata. Tapi, aku tau dia memang berada disana. Maafkan aku Raku.

The End

Rabu, 22 April 2015

The Chosen One (Part 3)

"Malam ini terlalu gelap.. Terlalu sunyi.. Apakah aku benar-benar berubah? Tubuh ku terasa tidak terkendali. Apa yang terjadi?"
---
"Karena the chosen one telah menyadari akan kekuatannya kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak!" Kata William yang merupakan salah satu petinggi dari Vampire Slayer

---


Slurp slurp slurp
"Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan" Kata Amel sambil mengelap mulutnya yang penuh dengan darah dengan tangannya.
"Kau harus menemui yang lainnya"
"Lainnya? Ah, maksudmu keluarga vampir yang lainnya?"
"Yap, kau benar sekali my Queen"
"Jadi vampir yang lainnya juga masih ada yang hidup? Dan bisakah kau hentikan panggilan itu?"
"Hahaha tentu saja mereka masih hidup, vampir memang musnah, tapi yang kumaksud adalah 'hampir' dan jadi aku harus memanggilmu apa?"
"Panggil aku 'your highness' karena aku akan menjadi Queen bukan?"
"Haha kau memang menarik... Celsitudo vestra" Kata terakhir yang Ace ucapkan dengan pelan
"Tadi kau bilang apa?"
"Tidak, aku tidak bilang apa-apa, your highness"
"Baiklah, kapan kita akan pergi?"
"Mm.. Malam ini sebelum bulan purnama"
"Memangnya kenapa dengan bulan purnama"
"Kau akan tau hal itu nanti, baiklah aku akan pergi dulu sekarang, selamat malam"
Setelah Ace pun pergi Amel melihat keluar jendela sambil memandangi langit
"Vale, mei dilectissimi" dan tersenyum pahit.
---


"Kau sudah siap?"
"Apa yang kau maksud dengan siap, Ace?"
"Tentu saja ini!"


Ace dan Amel sedang dibandara, dan Amel tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Ace, tentu saja ini bandara dan manusia itu selalu berpergian ke satu pulau ke pulau lain dengan pesawat kan? Lalu kenapa Ace terlihat sangat antusias, Amel tidak pernah mengerti apa yang ada dipikiran Ace.


"Kita akan pergi ke mana?"
"Tentu saja, Prancis!"
"Kenapa Prancis?"
"Kau sungguh tidak tahu?"
"Tidak."
"..baiklah kau akan tahu nanti ketika kita sudah sampai"


---


Sesampainya di Prancis
"Aku lelah" Amel pun terduduk karena dia lelah harus berada di pesawat selama 2 hari
"Your highness, kita harus cepat sebelum terlambat"
"Apa maksudmu-" belum sempat Amel menyelesaikan kalimatnya, Ace sudah menariknya untuk menaiki taksi
"Château de Beauregard,monsieur" dan taksi pun mulai berjalan
sesampainya disana
"Ace, bukankah ini tempat wisata?"
"Iya"
"Lalu kenapa kita kesini?"
"Kita tidak akan masuk sekarang, kita hanya 'mengunjunginya' untuk saat ini"
"Hah? Apa maksudmu Ace? Bisakah kau mengatakan sesuatu to the point?"
"Tidak, karena kau baru saja berumur 17 tahun!"
"Kejutan?"
"Mungkin"
"Aku lelah denganmu Ace"


Ace hanya bisa tersenyum melihat tingkah Queen-nya


Malam pun tiba
Amel pun memasuki kastil sambil mengikuti Ace dari belakang
"Kenapa kita harus masuk kesini malam-malam?"
"Kurasa itu pertanyaan yang tidak harus dijawab" DEG! suara ace berubah, suaranya menjadi lebih berwibawa tidak ada lagi nada candaanya, apakah ini sifat Ace yang lainnya? entahlah.
Amel pun terus mengikuti Ace sampe mereka berhenti di depan pintu yang besar
"Yang lainnya sudah siap untuk bertemu denganmu, your highness" ucap Ace sambil membungkuk dan membukakan pintu untuk Amel 

---

25 Tahun Kemudian

"Kurasa ingatan Queen Amel akan segera kembali dalam waktu dekat. Ia mulai mengingat tentang masa-masa saat ia masih bersama dengan Grace."
"Mungkinkah jika ia akan pergi mencari Grace?"
"Aku belum mengetahui hal itu Your majesty."
"Terus awasi dia. Okay?" 
"I will Sir."
 ---
"Setidaknya Ia benar-benar menjadi Ratu yang baik kan?" Tanya temannya
"I hope so" Jawab Grace
"Hey, kau kan dulu merupakan sahabatnya. Apa yang kau rasakan dari dirinya? Apakah Ia merupakan orang yang kejam?"
"Mungkin. I mean, no she is not cruel. She's cute and so funny."
"I see"
---
"Ace, apakah kau mengenal seorang Vampire slayer yang bernama Grace?"
"Kurasa tidak Your Majesty" Jawab Ace santai
"Apa kau yakin? Aku benar-benar merasa jika kamu mengenalnya dan aku juga mengenalnya"
"Aku yakin Yang Mulia"
"Hmm.. Bisakah kau mencarikan aku informasi mengenai dirinya?"
"Kurasa saya tidak bisa. I have a lot to do" Jawab Ace sambil berlalu meninggalkan Queen Amelia.
---
"Aku rasa aku akan mencari tahu tentang dirimu"
---
"Bagaimana kalau kita mengadakan pesta kali ini di Indonesia?" Tanya Queen Amel saat sedang rapat bersama dengan Sir Ethan
"Kenapa harus Indonesia? Masih banyak negara lainnya" Jawab Sir Ethan
"Aku merindukan tempatku tinggal dulu. Apakah aku tidak bisa kembali kesana?"
"Tentu saja Kau bisa"
"Baiklah, sudah kuputuskan. Tempat pesta kali ini akan diadakan di Indonesia" Lalu Queen Amelia pun beranjak kembali ke kamarnya
---
"Wah, Indonesia. Finally." 
"Apakah kau ingin berkeliling?" Tanya Ace
"Iya. Tentu saja. Aku rasa aku akan pergi refreshing di sebuah mall."
"Kau tak mau berubah menjadi invisible?"
"Kurasa tidak. Aku akan tetap menjadi Amelia yang berumur 17 tahun. Sama seperti dulu."
"Baiklah kalau begitu. Aku akan mengikutimu"
"Please don't. Kurasa kau bisa menungguku di hotel. Ini perintah, bukan saran"

Kemudian Amel beranjak pergi meninggalkan Ace. Pertama ia pergi ke sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta. 
"Baiklah. Let's start the research."
 ---
"Apakah kau akan pergi sekarang?" Tanya Viola
"Kurasa begitu. Kau tak mau ikut?" 
"Mungkin aku akan menyusul. Ada yang harus aku lakukan" Jawab Viola
---
Mall

Saat Amel mulai mengitari sebuah mall besar yang dulu ia biasa kunjungi, Ia mendapati satu hal yang janggal.
"Maaf, apakah aku mengenalmu?" Tanya seorang pria yang mendekati Amel sambil memperhatikan Amel.
"Mm.. Kurasa tidak. Aku baru saja sampai di Jakarta" Jawab Amel
"Maaf jika aku mengganggumu. Aku pikir aku pernah melihatmu. Kau sangat mirip dengan teman SMA ku." Jawab pria tersebut sambil tersenyum manis
'DEG!' 
'Senyuman itu..' Gumam Amel dalam hatinya
"I-iya. Tidak apa-apa" Jawab Amel gugup
"Baiklah kalau begitu aku permisi dulu." Kata pria tersebut sekali lagi dengan senyumannya yang sangat terasa tak asing bagi Amel
"Iya" Jawab Amel sambil tetap memperhatikan punggung pria tersebut saat Ia beranjak pergi.

'Aku rasa senyuman itu sangat tak asing' Gumam Amel dalam hati

Saat sedang asik dengan lamunannya...
'Bruk!' 
"Sorry Sorry" Jawab seorang pria yang tanpa sengaja telah mengganggu Amel dari lamunannya.
Pria tersebut terus berlari setelah menabrak Amel
"Apakah semua orang selalu seperti itu? Tidak tau tata krama" Jawab Amel kesal dengan apa yang ia hadapi tadi. 
Sesaat kemudian nampak sekerumunan gadis sedang ikut berlari seolah sedang mengejar-ngejar pria tersebut.
---

Saat Amel sedang duduk di taman di Mall tersebut tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiri Amel sambil membawakan Amel minuman ringan
"Hey there. I'm so sorry to bothered you from whatever you did last time" Kata pria yang tadi menabrak Amel
"Yeah. I guess it's okay. you seems like you get a lot of problem with all of that girls who chasing you." Jawab Amel sambil tersenyum
"Iya. Apakah kau tak merasa beruntung?" Tanya pria tersebut
"Kenapa aku harus merasa beruntung?" Jawab Amel santai
"Hmm.. Karena kau bisa mengobrol denganku"
"Karena aku mengobrol dengan orang yang dikejar-kejar para gadis karena mencuri atau berbuat sesuatu hal yang salah?"
"Aigo. you don't know me. Aren't you?" Jawab pria tersebut dengan gaya 'cool'
"Tentu tidak. Is it necessary?" Jawab Amel
"Tentu" Jawab pria tersebut dengan angkuh



To Be Continue

Di part 3 ini. Aku mendapatkan bantuan dari teman aku yang bernama Nining Wahyuningsih. Dia sangat membantu dalam membuat hal misteri :p
So, I hope you'll enjoy the story
See ya in the next part of  this story :)
Thanks for reading :3 

Selasa, 21 April 2015

The Chosen One (Part 2)

"Malam ini terlalu gelap.. Terlalu sunyi.. Apakah aku benar-benar berubah? Tubuh ku terasa tidak terkendali. Apa yang terjadi?"
---
Kamu harus mengetahui hal ini. Aku akan menutup ingatanmu sampai kamu genap berumur 17 tahun. Diumur tersebut kamu harus memilih. Apakah kamu ingin menjadi manusia yang akan selalu dikejar-kejar oleh vampire slayer atau kamu akan berubah menjadi vampir. Akan ada penjaga yang akan menjaga kelangsungan hidupmu sampai kamu berumur 17 tahun." Cerita Neneknya panjang lebar.
Neneknya pun pergi setelah menutup rapat-rapat fakta itu dari ingatan Amelia.

---
"Jadi..."
Hanya kata-kata itu yang dapat Amel ucapkan. Saat ia mengingat wajah pucat dari Ace. Mereka sudah lama sekali tidak berjumpa. Tapi, malah Amel mengucapkan hal yang tidak baik kepada Ace. Ace yang merupakan orang yang selalu melindungi Amel.
"Sudah ingat sekarang Mel?" Kata Ace sambil tersenyum.
Tanpa pikir panjang Amel langsung memeluk Ace. Ia baru saja mengingat bahwa keluarga aslinya sudah lama dibunuh oleh "vampire slayer". Tapi, Amel tak akan bisa dibunuh oleh mereka karena ada Ace dan pasukannya yang selalu melindunginya.
"Jadi, apa yang akan kaulakukan?" Tanya Ace 
"Aku tak tau"
"you better get hurry girl. I can't help you everytime or forever" Kata Ace serius.
"Apakah aku harus berubah menjadi vampir?"
"Kau tak harus, kau punya pilihan."
"Tapi, aku takut. Aku merasa aku tak bisa berubah jadi vampir. Tapi, aku tidak mau merepotkanmu"
"Kau lebih baik berubah. Jika kau berubah kau bisa membantu kami untuk menjadi our Queen. Banyak vampir yang membutuhkan kepemimpinanmu yang bijaksana. Tapi, kau harus berubah menjadi vampir untuk mendapatkan kebijaksanaan Lady Isabelle."
"Kenapa? Kenapa harus aku?"
"Orang tuamu sudah dibunuh oleh Vampire slayer kau harus berubah menjadi vampir. Karena memang sepatutnya begitu. Setidaknya kau harus mempunyai anak bersama seorang manusia. Agar tetap terjamin kelangsungan keturunanmu. Sir Ethan sudah mempunyai anak dari Lady Mirabelle. Dan, keturunan dari Ethan dan Mirabelle adalah kamu. Lady Mirabelle meninggal karena dia merupakan "half of pure blood of vamipre and half human". Tapi, anaknya sudah menjadi manusia seutuhya kecuali ia menjadi "the chosen one". Pasti Sir Ethan sangat bahagia bisa menjumpai dirimu." Cerita Ace panjang lebar
---
"Eh, apakah kalian tau Amelia ada dimana?" Tanya Grace panik karena tak melihat keberadaan Amelia sejak pagi
Semua temannya hanya menggeleng menandakan bahwa mereka tidak mengetahuinya. Akhirnya, Grace memberitahukan tentang hilangnya Amelia ke gurunya. Tapi, gurunya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena penasaran, Grace mencoba bertanya kepada orang yang waktu itu menceritakan hal yang tidak jelas sore itu. 
"Permisi Pak, saya ingin bertanya sesuatu"
"Apa yang ingin kau ketahui anak muda?"
"Apakah bapak benar-benar yakin tentang cerita bapak kemarin?"
"Oh, soal itu ya. Mari ikut dengan saya. Saya akan menceritakan semua hal yang terjadi." 

Tanpa pikir panjang, Grace langsung mengikuti orang tersebut.
---
"Apa yang akan terjadi jika aku berubah menjadi vampir?"
"Yang pasti kau akan memerlukan darah"
"Lalu? Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus meminum darah orang yang kutemui dijalan?" Gerutu Amel
"Tentu tidak. Tapi, kau bisa melakukannya. Tidak ada yang bisa membunuhmu selain cintamu kepada seorang manusia. By the way, apakah kau sudah pernah mencintai seorang manusia?"
"Kurasa belum. Tapi, aku menyukai seseorang. Aku belum tau apakah itu cinta atau bukan"
"Hmm. Semoga saja bukan."
"Bolehkah aku menemui sahabatku untuk yang terakhir kalinya?"
"Tentu. Why not?"
---
Amelia pun keluar dari tempatnya tadi. Ia bergegas kembali ke tempat ia menginap semalam. Tapi, ia tak tau Grace berada dimana. Ace tetap mengikuti Amel dengan menggunakan sihir yang membuat dirinya invisible terhadap manusia.
"Dia dimana?" Tanya Ace
"Entahlah." Jawab Amel sambil menggeleng
---
"Ada sebuah rahasia besar dibalik gadis itu."
"Amelia?"
"iya. Ada suatu perjanjian jika kau ingin mengetahui rahasia gelap ini"
"Apa itu?"
"Kau harus membiarkan aku mengambil darahmu."
"Ha? Apa yang kau bicarakan?"
"Darah. Apakah kau tak mengerti hal itu? Kurang jelaskah?"

Sesaat kemudian dia mengeluarkan taringnya dan dengan perlahan namun pasti ia mendekati Grace.
---
"Apakah kamu mencium bau darah?" Tanya Amel.
"Sepertinya dari sebelah sana" Jawab Ace sambil segera berlalu
---
"Sepertinya kau ini bodoh!" Jawab Grace
"Kau tak tau bahwa aku seorang vampire slayer? Stupid vampire." Jawab Grace sambil memainkan sebuah pisau yang sangat tajam di tangannya
"Sekarang jelaskan padaku, apa yang membuat sahabatku menghilang? Aku tak akan sudi menerima jawaban murahan darimu! So don't you even dare to think 'bout it!"
Vampir tadi hanya tergeletak lemas saat mendapat serangan telak dari seorang gadis yang lugu tersebut. Grace memercikkan holy water dan memukul vampir tersebut.
"A-apakah orsang tuamu begitu bodoh? Sehingga membuat anaknya sendiri tak tau dengan masalah ini?" Jawabnya sambil menyengir
"Jangan pernah menghina orang tuaku kau vampir bodoh! Hanya karena aku belum menggores kulitmu sedikitpun bukan berarti aku tidak akan membunuhmu!"
"Sebenarnya temanmu adalah 'The Chosen One'. Masa kau tidak menyadarinya? Manusia memang bodoh!"
Tanpa ada ragu-ragu Grace segera menebas leher dari vampir tersebut menggunakan pisau tembaga tersebut.
"Kenapa harus kau Amel? Kenapa sekarang?" Jawab Grace
Amel dan Ace sedang berdiri didepan pintu sambil mendengarkan hal yang terjadi.
---
Flashback

Grace merupakan anak yang sangat pemberani. Itu dikarenakan ia harus menyaksikan kedua orang tuanya dibunuh oleh seorang vampir. Karena hal itu, Ia di asuh oleh kedua orang tua baru yang merupakan pasangan dari Vampire Slayer terkenal. Karena Grace sangat ingin balas dendam akhirnya ia memutuskan untuk bergabung menjadi Vampire Slayer. Hingga suatu saat ia mendapatkan tugas untuk menjaga seorang anak gadis seumuran dia yaitu Amelia. Awalnya ia sangat membenci Amel. Tapi, lama-kelamaan dia menjadi sangat akrab dengan Amelia. Grace mendapatkan pesan agar sama sekali tidak akan terlibat dengan satupun perkelahian. Dan harus menjadi gadis yang semberono, pemalu, dan lemah. Padahal sikapnya sangatlah berlawanan dengan hal itu.
---
"Amel. Sekarang kau tau kenyataannya kan?" Kata Ace santai saat mereka sudah kembali.
"Iya. Tapi, Kurasa aku tetap sahabatnya. Jadi, aku akan kembali dan mengucapkan salam perpisahan"
"Nona, apakah kamu masih belum sadar juga bahwa temanmu adalah seorang Vampire Slayer?"
"Aku tau. Tapi, setidaknya dia selalu ada bagiku."
"Baiklah kalau itu maumu. Aku tak akan peduli jika kau mati"
"Tentu kau akan peduli. Tidak akan ada vampir darah murni lagi jika aku mati. Ingat?" Jawab Amel santai lalu pergi meninggalkan Ace sendirian.
"Interesting girl"
---
"Grace.."
"Amel? Kamu dari mana saja? Aku sudah mencarimu kemana-mana" Jawab Grace
"Aku baik-baik saja kok. Aku hanya pergi sebentar. Dan nanti aku mungkin tidak akan ikut pulang dengan kalian semua." Jawab Amel
"Baiklah. Kita akhiri sandiwara ini."
"Oke."
"Kau tau kenapa aku sangat membenci vampir?"
"Tidak."
"Karena mereka telah membunuh kedua orang tuaku. Jadi, kurasa nanti kau akan menjadi salah satu dari mereka. Dan terasa sulit bagiku untuk menerima hal itu."
"I'm so sorry to hear that. Aku juga belum mengetahui masa depan apa yang akan terjadi padaku."
"Jadi kau benar-benar 'the chosen one'?"
"Kurasa begitu"
"Kalau begitu aku  adalah Vampire Slayer dan kurasa kau sudah mendengar apa yang terjadi tadi." Jawab Grace santai
"Iya. Apakah kau akan membunuhku?"
"Mungkin. Tapi, tidak sekarang."
"Kenapa?"
"Karena kau akan ikut dengan kami untuk pulang ke Jakarta. Oke?"
"Tidak. Aku tak bisa"
"Baiklah kalau begitu sahabat. Kurasa hubungan kita akan berakhir disini. Aku akan memberi tahu atasanku bahwa kau telah mengetahui kebenaran tentang dirimu sendiri."
"Iya. Kalau begitu aku akan pergi."
"Baiklah"
Kemudian Amel beranjak pergi dan Grace dengan santai mengambil HP dan menelepon ke atasannya.
---
"Kita akan berangkat sekarang"
---
"Apakah kau bisa membuat seseorang lupa ingatan?" Tanya Amel
"Tentu Miss. Ada apa?"
"Apa kau bisa membuat aku lupa ingatan? Untuk 100 tahun mungkin"
 "Mungkin tidak selama itu. Jika kau coba mengingat maka akan kupastikan tidak akan lebih dari 30 tahun untukmu agar dapat mengingat semuanya." Jawab Ace santai
 "Baiklah. Kurasa aku tak akan bisa berubah jadi vampir jika aku tetap mengingat masa laluku. Cukup buat aku lupa tentang orang tua dan teman-temanku. Bisakah kau melakukan itu?"
"Saya rasa saya bisa Miss"
Dengan santai Ace membacakan sebuah mantra dalam bahasa asing dan mulai mengambil gelas dengan darah tersebut lalu dengan perlahan memercikkannya ke kepala Amel. Amel awalnya hanya merasa lemas dan perlahan tertidur.
---
"Hai Ace. Apakah aku sudah tertidur cukup lama?"
"Hanya satu hari Miss."
"Oh. Baiklah."
'Rasanya aku pernah meminta Ace untuk membuat aku melupakan sesuatu. Kurasa cara ini benar-benar berhasil' Gumam Amel
---
"Okay Miss. It's show time. I'm gonna going outside and do some hunting for you. Just wait here." Kata Ace santai sambil beranjak meninggalkan Amel bersama dengan vampir lainnya.
---
"Karena the chosen one telah menyadari akan kekuatannya kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak!" Kata William yang merupakan salah satu petinggi dari Vampire Slayer

---

Bagaimana Cara Membunuh Vampir?
    1.  Menusuknya dengan menggunakan pisau yang terbuat dari tembaga yang dicampur dengan perak
    2. Membakarnya
    3. Melemahkannya dengan menggunakan air yang telah dibacai oleh bahasa latin yang biasa disebut dengan Holy Water
Bagaimana Cara Membunuh Vampir Darah Murni?
  1. Menunggu Vampir darah murni untuk berubah menjadi manusia biasa
To Be Continue

hai... Sorry kalo ceritanya makin gaje xD
Semoga menghibur teman teman semuanya..
maaf kalo update nya lama dan penuh dengan typo dan gaje hehe
thanks for reading :)

Senin, 30 Maret 2015

The Chosen One (Part 1)

"Malam ini terlalu gelap.. Terlalu sunyi.. Apakah aku benar-benar berubah? Tubuh ku terasa tidak terkendali. Apa yang terjadi?"
---
Matahari telah sampai ditempatnya untuk bersiap menerangi hari ini. Suara alaram mulai membangun kan seseorang yang sedang tertidur lelap.
Setelah merasa cukup terganggu, ia perlahan membuka matanya dan mencoba untuk "sadar" dari mimpinya yang aneh.
"Bad dream" keluhnya.
Perlahan ia mulai turun dari kasur nya yang berwarna biru muda dan bergegas membasuh dirinya untuk menghadapi hari ini.
---
Seorang gadis yang tidak begitu cantik, tidak begitu kaya, tidak begitu mempunyai keluarga yang sangat harmonis. Dia hanya seorang gadis remaja biasa yang menjalani hidup nya. Dia telah berumur 16 tahun
Tapi ada satu hal yang tidak dia ketahui tentang dirinya sendiri.
Dia bersekolah di sekolah yang sederhana. Dan tahun ini sekolahnya merencanakan untuk berlibur ke Bali. Dia tinggal di Indonesia. Tapi, wajah nya kurang menonjolkan tentang hal tersebut. Hari semakin dekat dan dia akan segera berangkat ke Bali. Dia mulai menyusun segala hal yang akan dia bawa dengan tegesa-gesa.
---
Karena ia juga merupakan seorang remaja. Ia juga mengalami yang namanya jatuh cinta. Di sekolahnya, ia menyukai seorang pria tampan nan berbakat bernama Aditya. Pria itu sangat sempurna bagi dirinya. Mereka berada dikelas yang berbeda. Jadi, dia hanya mampu memperhatikan Aditya dari jauh. Berbicarapun sangat jarang.
Nama gadis itu ialah Amelia.
---
Amelia sangat berbahagia, karena bus yang akan ditumpangi kelasnya digabung dengan kelas Aditya.
"Hei, itu pacar idaman mu datang" ledek Grace.
"Dia bukan pacarku!" Tegas Amel.
Amel sebenarnya sangat senang , tapi ia malu untuk mengakuinya.
Saat di bus, semua tempat duduk telah diatur oleh gurunya. Dan, ia mendapat sebuah keajaiban, yaitu teman sebangkunya adalah Aditya.
---
Sebenarnya ia merasa bahagia. Tapi, membayangkan akan duduk disamping orang yang kita suka tentu tidak sebahagia itu. Karena, mereka tidaklah dekat. Dan Aditya memang pria yang mempunyai banyak fans.
---
Saat di Bali.
"Hari ini kita akan menginap di Hotel ternama di Bali." Kata Bu Elma.
"Tapi, disini kan angker. Jangan sampai terjadi apa-apa disini deh." Bisik Grace.
Amel hanya diam sambil memikirkan baik-baik perkataan temannya.
---
Saat sore hari tiba, Amel dan Grace memutuskan untuk pergi berjalan-jalan keluar. Semuanya sedang berkumpul di aula tengah mendengarkan sebuah cerita dari seorang pekerja hotel disana. Karena penasaran, mereka memutuskan untuk ikut dengan gerombolan tersebut.
"Malam ini, salah satu dari kalian akan menghadapi kenyataan yang terburuk dalam hidup kalian. Tapi, kalau kalian menganggap itu tidak buruk artinya kalian beruntung. Aku akan menceritakan apa yang akan terjadi. Kamu akan terbangun dari tidurmu saat jam mengunjukkan waktu 00:00, kamu akan keluar dari kamar mu. Dan berjalan ke aula sendirian. Tapi, kamu tidak akan mengingat perkataanku. Dan jika kau sudah bertemu dengan banyak orang yang aneh dan mengerikan, baru kau bisa mengingat nya. Dan, saat itu pula semuanya sudah terlambat." Kata orang tersebut sambil mengakhiri kata-kata nya dengan wajah yang sangat serius.
"Haha. Kalian terlalu serius" kata orang yang tadi sambil berjalan meninggalkan orang-orang yang sedari tadi setia mendengarkan kata-kata nya.
Ada yang percaya namun ada yang merasa itu hanya hal yang tidak penting.
Amel dan Grace merasa itu hal yang tidak penting. Sebenarnya, hanya Grace yang berfikir seperti itu. Amel terlalu memikirkan semuanya dikarenakan mimpi yang pernah ia alami.
---
Matahari pun perlahan tergeser dari tempatnya. Di saat semua orang mulai mengantuk dan mulai terlelap, Amel masih terbangun. Ia takut apa yang orang itu katakan akan menjadi kenyataan. Ia terus mencoba memaksa dirinya untuk tidak tertidur. Tapi, tubuhnya tetap menolak hal tersebut.
---
00:00
Amel merasa ada yang begitu mengganggu dirinya. Dan akhirnya ia terbangun dari tidurnya. Saat itu, ia merasa kepalanya sangat pusing sehingga ia pergi membilas wajahnya. Ia merasa ia melupakan hal yang sangat penting. Tapi, ya tetap saja ia tak bisa mengingatnya. Saat ia mencoba mengingat hal itu, ia teringat satu hal yaitu saat ia pergi ke aula dengan Grace. Karena tidak enak untuk mengganggu tidur Grace, ia pun pergi sendirian ke aula. Tidak seperti yang ia pikirkan, aula itu terlihat terang dan seolah-olah bukan malam.
'Terang sekali. Apa ada pesta?" Gumam Amel.
Dia kemudian berjalan kedalam aula yang terang benderang tersebut. Disana ada terdapat banyak orang yang sedang merayakan sesuatu.  
"Apa yang sedang mereka rayakan?" Amel bergumam sambil terus berjalan ke tengah aula. Saat itu baru ia menyadari hal yang begitu janggal.
"Kenapa semuanya berwarna merah? Anggurnya terlihat begitu merah dan kental seperti.. darah.."
Tepat saat ia mengatakan hal itu ada dua orang dengan wajah pucat berdiri dibelakangnya sambil memandang ke arah Amel. Seketika, ingatannya pulih. Tapi, benar kata orang itu.
" jika kau sudah bertemu dengan banyak orang yang aneh dan mengerikan, baru kau bisa mengingat nya. Dan, saat itu pula semuanya sudah terlambat." gumam Amel pelan.
Lututnya terasa lemas, tubuhnya menolak untuk melakukan semua hal yang ingin ia lakukan. Bahkan, berteriakpun ia tak mampu.
Saat itu, ia samar-samar mendengar kata-kata yang begitu tak asing.
"Kamu merupakan salah satu dari mereka"
Dan, Iapun kehilangan kesadarannya.
---
Sang fajar pun mulai memperlihatkan sinar teriknya.
"Kenapa Amel tak ada? Apa dia sudah bangun?" Gumam Grace yang akhirnya berlalu dan bergegas mandi.
---
Sementara itu...
"Kau akan aman bila terus bersamaku." Kata seorang pria berwajah pucat yang sedang menggenggam gelas yang berisi minuman yang tak lazim.
"Kau siapa? Mana bisa aku bersama seorang monster? Aku bahkan tak pernah melihatmu." Jawab Amel cepat.
"Maafkan kelancangan saya. Nama saya adalah Ace. Dan kau pasti Amel. It's a pleasure to meet you Miss Amel. " Jawab Ace dengan sangat sopan dengan sedikit membungkuk.
"Apa yang kau inginkan dariku? Kenapa aku ada disini? Dan, kenapa aku harus percaya padamu?" Tanya Amel
"Tentu untuk menjaga kelangsungan hidupmu. Karena kau adalah monster. Dan, karena aku adalah penjaga mu" Jawab Ace sambil menggoyangkan gelas yang tengah ia genggam.
"Oh ya? Aku monster?!" Kesal Amel
"Tentu. Apa kau tak percaya? Vampir lain bisa mencium keberadaanmu jika kau masih menjadi manusia. Kau adalah 'the chosen one'. Kau lah yang mempunyai darah murni dari keluargamu."
"Darah murni? The chosen one? Apa itu semua?"
"Keluargamu menganggap itu hanya kebohongan belaka. Percayalah, saat kau kecil kau pasti pernah mendengar cerita dari nenekmu."
"Cerita?" Gumam Amel.
Amel mencoba mengingat saat-saat itu. Saat ia mulai mengingatnya semua ingatannya kembali. Ia ingat saat kecil ia selalu ditemani oleh Ace.

Flashback
"Amel, Nenek punya cerita tentang asal mula keberadaan kita. Ayo sini. Awalnya, Kakek buyutmu bukanlah manusia. Dia adalah seorang vampir."
"Vampir?" Jawab Amel heran
"Iya, vampir itu adalah monster berwujud manusia yang akan bertahan hidup hanya jika mereka meminum darah manusia"
"Darah?"
"Iya. Dan, kamu merupakan salah satu dari mereka. Kakek buyutmu merupakan vampir pertama di dunia. Namanya adalah Michael Alexander. Belum ada yang tau alasannya kenapa kakek buyutmu merupakan vampir. Karena ia hanya sendiri, ia mencoba mencari cara agar bisa mengubah orang lain menjadi sama sepertinya. Tapi, disaat ia mencoba melakukan hal itu. Ada seorang perempuan yang juga merupakan vampir yang bernama Emmy. Jadi, merekapun bersama dan mempunyai seorang anak. Namanya ialah Ethan. Ethan yang menjadi penguasa didunia vampir sampai sekarang. Tapi, tragis mamanya meninggal karena melahirkan Ethan. Dan, kakek buyutmu pun menjadi sedih. Disaat ia sedih ia kehilangan kesadaran dan menjadi tak terkendali. Karena hal itu, Ia menemukan fakta bahwa ia bisa mengubah manusia menjadi vampir. Sehingga, wabah vampir mulai menyebar dan manusia memutuskan untuk membuat sebuah pasukan yang khusus untuk membunuh para vampir. Tapi, mereka tidak dapat membunuh vampir berdarah murni. Dalam keadaan itu, Ia bertemu dengan manusia yang sangat bijaksana bernama Isabelle. Dan, Ia jatuh cinta kepada Isabelle melebihi cintanya ke Emmy. Karena mereka berdua telah jatuh cinta. Kakek buyutmu pun memutuskan bahwa ia akan menikahi Isabelle. Namun, naas Isabelle dibunuh oleh para manusia yang menyebut diri mereka sebagai 'Vampire Slayer'. Mereka sengaja membunuh Isabelle agar Kakek buyutmu menjadi depresi dan bunuh diri. Tapi, ternyata itu tak berjalan sesuai rencana mereka. Karena ternyata mereka berdua telah mempunyai anak yang merupakan campuran darah murni vampir dan manusia. Kakek buyutmu akhirnya memberikan dia nama yang begitu indah karena kecantikannya yaitu Mirabelle. Dia adalah gadis vampir yang paling cantik. Bahkan, Ethan juga terpanah akan kecantikannya. Dan, saat Isabelle dibunuh. Michael Alexander membuat kutukan yang tak akan terpatahkan bagi orang yang terlahir menjadi "the chosen one". Yaitu, apabila mereka mencintai seorang manusia. Mereka akan kembali menjadi manusia. Sehingga, banyak orang yang lahir sebagai "the chosen one" yang meninggal karena berubah menjadi manusia. Karena, cinta vampir murni adalah abadi terhadap manusia. Setiap orang yang lahir sebagai "the chosen one" akan menjadi orang yang sangat bijaksana karena mereka secara tak langsung adalah anak asli dari Isabelle. Karena itu, vampir "the chosen one" akan menjadi pemimpin dari pemerintahan vampir di dunia. Yang manusia biasa sebut sebagai "Raja". "the chosen one" bisa lahir sebagai perempuan atau laki-laki. Sebenarnya, mereka yang terpilih itu lahir setiap 7 abad dari jarak kematian dari vampir "the chosen one" sebelumnya. "The chosen one" bisa berubah menjadi vampir berdarah murni jika mereka meminum darah seorang manusia. Kamu adalah "the chosen one" setelah King Aldric. Kamu harus mengetahui hal ini. Aku akan menutup ingatanmu sampai kamu genap berumur 17 tahun. Diumur tersebut kamu harus memilih. Apakah kamu ingin menjadi manusia yang akan selalu dikejar-kejar oleh vampire slayer atau kamu akan berubah menjadi vampir. Akan ada penjaga yang akan menjaga kelangsungan hidupmu sampai kamu berumur 17 tahun." Cerita Neneknya panjang lebar.
Neneknya pun pergi setelah menutup rapat-rapat fakta itu dari ingatan Amelia.

To Be Continue

Sorry ya post yang sebelumnya belum dilanjutin. Hehe. Yang ini berbau misteri sih. Semoga bagus ya menurut teman". Mungkin di lanjutinnya bulan depan. Sori kalo banyak typo dan gajenya. Thank You for reading />.<)/ 

Senin, 23 Februari 2015

The Beautiful Lie (Chapter 1)

LOVE
---Mungkin cinta memang benar-benar gila. Aku bisa menyukai dirinya dengan begitu mudah. Tapi, melupakanmu adalah hal tersulit---

Pagi ini adalah hari yang baru. Semuanya telah berubah Chika akan berumur 17 tahun. Dan, ia juga pindah ke sebuah rumah megah yang sangat asing baginya. Setelah ia meninggalkan Panti Asuhan, ia merasa semuanya benar-benar berubah. Dan ia memulai kehidupan barunya disaat ia berumur 17 tahun.
Perlahan, ia bergegas menuju toilet untuk menjernihkan pikirannya di pagi hari yang indah ini.
'Hari ini ulang tahunku. Apa ada yang mengingatnya?' Gumam Chika
---
"tok tok" Terdengarlah suara pintu diketuk secara perlahan.
"Kamu sudah bangun?" Teriak ibu barunya.
"Sudah Mam." Jawab Chika
"Kalau sudah selesai langsung turun saja ya sayang." Jawab Ibunya lembut
"oke Mam"
'Aku selalu suka mendengar suaranya yang begitu lembut. Walau baru sehari, rasanya sudah seperti rumah.' Gumam Chika bahagia
Setelah ia mandi, ia segera turun ke bawah dan menemukan kedua orangtua barunya sedang duduk di sana dengan rapih. Tapi, terdapat seseorang yang asing bagi Chika.
"Selamat pagi sayang. Kenalkan, namanya Christian. Mulai hari ini ia akan menjadi kakakmu." Ucap ibunya sambil menggenggam tangan pria asing tersebut.
"oh, pagi Kak." Jawab Chika
"ya" Jawab Christian
---
Hari ini, Chika berangkat bersama dengan Christian kesekolah barunya. Disepanjang perjalanan, mereka hanya saling terdiam.Christian hanya terus memperhatikan jalan tanpa sedikitpun menoleh kearah Chika.
---
Guru disekolah barunya mulai memperkenalkan Chika ke kelasnya yang baru.
"Nama saya Chika. Saya akan mulai bersekolah disini mulai dari hari ini. Mohon bantuannya." Jelas Chika
Chikapun duduk di salah satu bangku yang kosong dikelasnya. Saat jam istirahat tiba, Chika diajak ke kantin oleh seorang gadis yang baik hati yang sedang menjabat menjadi ketua kelas barunya.
"Ayo kita ke kantin." Ajak Gloria.
"boleh. Makasih ya." jawab Chika manis
"iya, kalau kamu bantuan bilang saja padaku. oke?" Kata Gloria.
"oke.. Makasih ya."
Saat mereka berada dikantin, Gloria mulai membicarakan tentang peraturan disekolah ini. Dan, kadang sesekali mereka bercanda.
---
1 bulan telah berlalu, Chika dan Gloria menjadi sangat dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Dan, Chika sering mengajak Gloria kerumahnya. Ternyata, Gloria mulai memendam rasa kepadan Christian. Gloria kemudian sering menanyakan kabar Christian kepada Chika. Chika mulai mencurigai sikap Gloria dan mencoba bertanya pada Gloria.
" Kamu suka ya sama Kak Christian?"
"Iya. gak apa-apa kan?" Jawab Gloria sambil tersipu
"gak apa-apa kok. Tapi, dia akan pergi ke luar negeri lagi buat ngurus sekolahnya." Jawab Chika
"ohya? Aku tidak akan bisa melihatnya lagi dong." sedih Gloria
"Apa yang kamu suka dari Kak Christian?" Heran Chika
"Mungkin aku memang tidak pernah berbicara dengannya. Tapi, entahlah aku juga tidak tau alasannya hanya saja tiap kali aku melihatnya aku tau bahwa aku menyukainya." Jelas Gloria dengan wajah berseri-seri.
"Baiklahh, akan kusampaikan salammu untuknyaa."
"Benarkah?" Jawab Gloria dengan sangat bergembira.
"iya.. Walau aku tak pernah berbicara dengannya, akan kucoba untuk bilang padanya. Semoga saja dia tidak menelanku. hehe." Canda Chika
Mereka pun mulai mengobrol lagi.
Setelah hari pertama Christian mengantar Chika pergi ke sekolah, ia tidak pernah mengantar Chika lagi. Entah apa yang salah dengannya. Tak ada yang mengetahuinya. Dia adalah pribadi yang tertutup. Ia tidak terlalu suka untuk bergaul. Satupun tak punya. Bahkan, ia sangat jarang tersenyum.
---
"tok tok"
"Kak.. Ini aku Chka"
"kenapa?" jawab Christ singkat
"Boleh bicara sebentar?"

Beberapa saat kemudian pintu terbuka. Christ hanya menggunakan baju kaos dan celana pendek dan rambutny acak-acakan yang dengan cepat dapat menjelaskan keadaan yang terjadi.
"Maaf ganggu ya Kak. Tapi, temanku menitipkan ini untuk Kakak. Sebagai hadiah umtuk Kakak." Kata Chika sambil memberikan sebuah tas berukuran sedang dengan isi swater didalamnya.
"Apa ini? Apakah aku mengenal temanmu?" Tanya Christian
"Dia sering kesini. Tapi, mungkin Kakak tidak mengenalnya."
" Baiklah." Christ lalu mengambil tas itu dan masuk kedalam kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.
'Huft. Selalu saja begitu.' gumam Chika
---
Chika pergi ke mall hari ini tanpa Gloria. Di saat ia sedang sibuk melihat-lihat ia teringat akan kakaknya yang akan pergi  pada hari Senin. Dan ia berniat untuk membelikannya sesuatu. Saat sedang memilih-milih baju, ada seorang pria -yang seumuran dengannya- yang tanpa sengaja menabraknya dan membuat Chika hampir terjatuh.
"Maafkan aku. Kau tidak apa-apa?" Tanya pria tersebut
Pria itu terlalu tampan sampai membuat Chika tak ingin melepaskan pandangannya dari pria tersebut.
"I-iya. Tidak apa-apa." jawab Chika
"Maaf ya menganggumu." Ucap pria itu
Pria tersebut lalu mengajak Chika mengobrol.
"Kenapa terburu-buru?" Tanya Chika
"Aku hanya sedikit takut dengan sesuatu hal. hehe" jawab Pria tersebut
"Namamu siapa?" Lanjut pria tersebut.
"Namaku Chika. Kamu?"
"Namaku Thomas. Senang berkenalan denganmu." Jawab Thomas sambil mengulurkan tangannya ke arah Chika untuk berjabat tangan.
"Apa yang kau lakukan di tempat baju pria?" Tanya Thomas heran
"emm, aku ingin membelikan hadiah untuk seseorang."
"Ooh, apakah dia pacarmu?" Tanya Thomas
"Bukan, tapi untuk kakakku. Dia akan pergi keluar negeri senin nanti." Jelas Chika
"Mau kubantu?"
"Sangat boleh" Jawab Chika senang

Setelah lama memilih-milih akhirnya Chika memutuskan untuk membelikan jam dan sebuah mantel yang bisa membuat Kakaknya tetap merasa hangat di luar negeri sana. Chika sangat berterimakasih atas bantuan Thomas. Karena Chika sudah begitu lelah ia akhirnya memutuskan untuk pulang. Thomas menawarkan tumpangan untuk pulang. Tapi, Chika menolaknya denganm halus.
---
Chika pun memberikan hadiah yang telah ia siapkan kepada Christ.
"Ini kak, hadiah dariku. Semoga sukses disana."
"Makasih ya"
Christ langsung masuk dan menutup pintunya seperti biasanya.
---
Senin tiba
Banyak yang sangat membenci hari ini karena mereka harus rela memasuki aktivitas padat mereka kembali. Begitu juga dengan Christian. Dia akan pergi ke bandara. Dia membawa kedua hadiah baik yang dari Gloria dan juga Chika. Ia akan sangat lama berada di Amerika untuk meneruskan kuliahnya.
---
"Perkenalkan, namaku Thomas. Aku akan mulai bersekolah disini. Mohon bantuannya ya teman-teman!" Ucap Thomas
Semua gadis yang ada disana mulai berbisik-bisik akan ketampanan Thomas. Tapi, ada seorang gadis yang tidak melihat Thomas.
"Maafkan saya Bu. Saya terlambat." Panik Chika yang terlihat sangat bergesa-gesa.
"Baiklah Chika, silahkan duduk. Sebagai hukumannya, kamu harus menemani Thomas untuk mengelilingi sekolah. Oke?" Kata Bu Mikhe
"Iya Bu." Jawab Chika dengan murung
'Apa? Thomas?' gumam Chika
"Hai, Chika. Kau akan menemaniku kan?" ledek Thomas
"Thomas?!" kaget Chika
"Iya Chika itu Thomas. Kenapa kamu begitu terkejut?" Tanya Bu Mikhe.
"Maaf Bu."
---
"Kenalin, ini Gloria. Yaudah, Ayo kita ke kantin" Ajak Chika
"Kamu pindahan darimana?" Tanya Chika
"Dari Amerika." Jawab Thomas
"iya? Bareng sama kak Christian dong?" Tanya Gloria
"Mungkin. aku sih punya kakak kelas disana yang namanya juga Christian. Dia sangat jutek. Tapi, pinter banget. Namanya kalo ga salah Christian Roxan kalo ga salah." Jawab Thomas
"IYA?!" Teriak Gloria dan Chika berbarengan
"Kenapa? Kalian mau membuat aku jantungan?" kata Thomas
"I-itu kan.." Kata Gloria
"Sebentar. Apa kau mengenalnya?" jawab Chika.
"Tentu. Dulu, kami sempat dekat. Dia bahkan sudah menganggapku bagai sahabatnya. Tapi, ada sebuah masalah dikeluarganya. Adik kesayangannya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Terakhir kali, ia bilang padaku bahwa dia menemukan seseorang yang sangat mirip dengan adiknya. Aduh, kenapa aku malah membeberkan rahasia temanku sendiri ya. Kurasa aku tersihir oleh kecantikan Chika." Ledek Thomas
Setelah Chika mendengar kata-kata Thomas, ia sangat terkejut dan mulai memikirkan kata-kata Thomas.
'Dulu? Dia Menemukan orang yang mirip dengan adiknya?' Batin Chika
"Kalau boleh tau nama adiknya siapa?" Tanya Chika
"Namanya Cheryl kalo ga salah. Kenapa?"
"Oh. Apakah kamu pernah bertemu dengannya?" Tanya Chika
"Tentu tidak. Dia ada di Indonesia." Jawab Thomas
"hmm. Sekarang Kak Christ pergi lagi ke Amerika. Padahal dia baru 3 bulan kuliah di Indonesia. Tapi, saat dia melihatku dia memutuskan untuk segera pindah lagi ke Amerika." Jawab Chika dengan pandangan kosong.
'Jadi, kalau aku mirip dengan adiknya. Dan, dia yang menemukanku. Lalu, kenapa ia meninggalkanku? Kenapa ia menjauhiku?' Gumam Chika
"Kau.. Adiknya Christian Roxan?" Jawab Thomas dengan tatapan tak percaya
"iya." Kata Chika lemas.
Thomas hanya terdiam saat mendengar kata-kata Chika.

To Be Countinue