"Malam ini terlalu gelap.. Terlalu sunyi.. Apakah aku benar-benar berubah? Tubuh ku terasa tidak terkendali. Apa yang terjadi?"
---
"Karena the chosen one telah menyadari akan kekuatannya kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak!" Kata William yang merupakan salah satu petinggi dari Vampire Slayer
---
---
25 Tahun Kemudian
"Kurasa ingatan Queen Amel akan segera kembali dalam waktu dekat. Ia mulai mengingat tentang masa-masa saat ia masih bersama dengan Grace."
"Mungkinkah jika ia akan pergi mencari Grace?"
"Aku belum mengetahui hal itu Your majesty."
"Terus awasi dia. Okay?"
"I will Sir."
---
"Setidaknya Ia benar-benar menjadi Ratu yang baik kan?" Tanya temannya
"I hope so" Jawab Grace
"Hey, kau kan dulu merupakan sahabatnya. Apa yang kau rasakan dari dirinya? Apakah Ia merupakan orang yang kejam?"
"Mungkin. I mean, no she is not cruel. She's cute and so funny."
"I see"
---
"Ace, apakah kau mengenal seorang Vampire slayer yang bernama Grace?"
"Kurasa tidak Your Majesty" Jawab Ace santai
"Apa kau yakin? Aku benar-benar merasa jika kamu mengenalnya dan aku juga mengenalnya"
"Aku yakin Yang Mulia"
"Hmm.. Bisakah kau mencarikan aku informasi mengenai dirinya?"
"Kurasa saya tidak bisa. I have a lot to do" Jawab Ace sambil berlalu meninggalkan Queen Amelia.
---
"Aku rasa aku akan mencari tahu tentang dirimu"
---
"Bagaimana kalau kita mengadakan pesta kali ini di Indonesia?" Tanya Queen Amel saat sedang rapat bersama dengan Sir Ethan
"Kenapa harus Indonesia? Masih banyak negara lainnya" Jawab Sir Ethan
"Aku merindukan tempatku tinggal dulu. Apakah aku tidak bisa kembali kesana?"
"Tentu saja Kau bisa"
"Baiklah, sudah kuputuskan. Tempat pesta kali ini akan diadakan di Indonesia" Lalu Queen Amelia pun beranjak kembali ke kamarnya
---
"Wah, Indonesia. Finally."
"Apakah kau ingin berkeliling?" Tanya Ace
"Iya. Tentu saja. Aku rasa aku akan pergi refreshing di sebuah mall."
"Kau tak mau berubah menjadi invisible?"
"Kurasa tidak. Aku akan tetap menjadi Amelia yang berumur 17 tahun. Sama seperti dulu."
"Baiklah kalau begitu. Aku akan mengikutimu"
"Please don't. Kurasa kau bisa menungguku di hotel. Ini perintah, bukan saran"
Kemudian Amel beranjak pergi meninggalkan Ace. Pertama ia pergi ke sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta.
"Baiklah. Let's start the research."
---
"Apakah kau akan pergi sekarang?" Tanya Viola
"Kurasa begitu. Kau tak mau ikut?"
"Mungkin aku akan menyusul. Ada yang harus aku lakukan" Jawab Viola
---
Mall
Saat Amel mulai mengitari sebuah mall besar yang dulu ia biasa kunjungi, Ia mendapati satu hal yang janggal.
"Maaf, apakah aku mengenalmu?" Tanya seorang pria yang mendekati Amel sambil memperhatikan Amel.
"Mm.. Kurasa tidak. Aku baru saja sampai di Jakarta" Jawab Amel
"Maaf jika aku mengganggumu. Aku pikir aku pernah melihatmu. Kau sangat mirip dengan teman SMA ku." Jawab pria tersebut sambil tersenyum manis
'DEG!'
'Senyuman itu..' Gumam Amel dalam hatinya
"I-iya. Tidak apa-apa" Jawab Amel gugup
"Baiklah kalau begitu aku permisi dulu." Kata pria tersebut sekali lagi dengan senyumannya yang sangat terasa tak asing bagi Amel
"Iya" Jawab Amel sambil tetap memperhatikan punggung pria tersebut saat Ia beranjak pergi.
'Aku rasa senyuman itu sangat tak asing' Gumam Amel dalam hati
Saat sedang asik dengan lamunannya...
'Bruk!'
"Sorry Sorry" Jawab seorang pria yang tanpa sengaja telah mengganggu Amel dari lamunannya.
Pria tersebut terus berlari setelah menabrak Amel
"Apakah semua orang selalu seperti itu? Tidak tau tata krama" Jawab Amel kesal dengan apa yang ia hadapi tadi.
Sesaat kemudian nampak sekerumunan gadis sedang ikut berlari seolah sedang mengejar-ngejar pria tersebut.
---
Saat Amel sedang duduk di taman di Mall tersebut tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiri Amel sambil membawakan Amel minuman ringan
"Hey there. I'm so sorry to bothered you from whatever you did last time" Kata pria yang tadi menabrak Amel
"Yeah. I guess it's okay. you seems like you get a lot of problem with all of that girls who chasing you." Jawab Amel sambil tersenyum
"Iya. Apakah kau tak merasa beruntung?" Tanya pria tersebut
"Kenapa aku harus merasa beruntung?" Jawab Amel santai
"Hmm.. Karena kau bisa mengobrol denganku"
"Karena aku mengobrol dengan orang yang dikejar-kejar para gadis karena mencuri atau berbuat sesuatu hal yang salah?"
"Aigo. you don't know me. Aren't you?" Jawab pria tersebut dengan gaya 'cool'
"Tentu tidak. Is it necessary?" Jawab Amel
"Tentu" Jawab pria tersebut dengan angkuh
---
"Karena the chosen one telah menyadari akan kekuatannya kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak!" Kata William yang merupakan salah satu petinggi dari Vampire Slayer
---
Slurp slurp
slurp
"Jadi
sekarang apa yang harus aku lakukan" Kata Amel sambil mengelap mulutnya
yang penuh dengan darah dengan tangannya.
"Kau
harus menemui yang lainnya"
"Lainnya?
Ah, maksudmu keluarga vampir yang lainnya?"
"Yap,
kau benar sekali my Queen"
"Jadi
vampir yang lainnya juga masih ada yang hidup? Dan bisakah kau hentikan
panggilan itu?"
"Hahaha
tentu saja mereka masih hidup, vampir memang musnah, tapi yang kumaksud adalah
'hampir' dan jadi aku harus memanggilmu apa?"
"Panggil
aku 'your highness' karena
aku akan menjadi Queen bukan?"
"Haha
kau memang menarik... Celsitudo vestra" Kata terakhir yang Ace ucapkan dengan pelan
"Tadi
kau bilang apa?"
"Tidak,
aku tidak bilang apa-apa, your highness"
"Baiklah,
kapan kita akan pergi?"
"Mm.. Malam ini sebelum bulan purnama"
"Memangnya
kenapa dengan bulan purnama"
"Kau
akan tau hal itu nanti, baiklah aku akan pergi dulu sekarang, selamat
malam"
Setelah Ace
pun pergi Amel melihat keluar jendela sambil memandangi langit
"Vale, mei dilectissimi" dan
tersenyum pahit.
---
"Kau
sudah siap?"
"Apa
yang kau maksud dengan siap, Ace?"
"Tentu
saja ini!"
Ace dan Amel sedang dibandara, dan Amel tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Ace,
tentu saja ini bandara dan manusia itu selalu berpergian ke satu pulau ke pulau
lain dengan pesawat kan? Lalu kenapa Ace terlihat sangat antusias, Amel tidak
pernah mengerti apa yang ada dipikiran Ace.
"Kita
akan pergi ke mana?"
"Tentu
saja, Prancis!"
"Kenapa Prancis?"
"Kau
sungguh tidak tahu?"
"Tidak."
"..baiklah
kau akan tahu nanti ketika kita sudah sampai"
---
Sesampainya
di Prancis
"Aku
lelah" Amel pun terduduk karena dia lelah harus berada di pesawat selama 2
hari
"Your highness, kita harus cepat sebelum
terlambat"
"Apa
maksudmu-" belum sempat Amel menyelesaikan kalimatnya, Ace sudah
menariknya untuk menaiki taksi
"Château de Beauregard,monsieur" dan
taksi pun mulai berjalan
sesampainya
disana
"Ace,
bukankah ini tempat wisata?"
"Iya"
"Lalu
kenapa kita kesini?"
"Kita
tidak akan masuk sekarang, kita hanya 'mengunjunginya' untuk saat ini"
"Hah? Apa maksudmu Ace? Bisakah kau mengatakan sesuatu to the point?"
"Tidak,
karena kau baru saja berumur 17 tahun!"
"Kejutan?"
"Mungkin"
"Aku
lelah denganmu Ace"
Ace hanya
bisa tersenyum melihat tingkah Queen-nya
Malam pun
tiba
Amel pun
memasuki kastil sambil mengikuti Ace dari belakang
"Kenapa
kita harus masuk kesini malam-malam?"
"Kurasa
itu pertanyaan yang tidak harus dijawab" DEG! suara ace berubah, suaranya
menjadi lebih berwibawa tidak ada lagi nada candaanya, apakah ini sifat Ace
yang lainnya? entahlah.
Amel pun
terus mengikuti Ace sampe mereka berhenti di depan pintu yang besar
"Yang lainnya
sudah siap untuk bertemu denganmu, your highness" ucap Ace sambil
membungkuk dan membukakan pintu untuk Amel ---
25 Tahun Kemudian
"Kurasa ingatan Queen Amel akan segera kembali dalam waktu dekat. Ia mulai mengingat tentang masa-masa saat ia masih bersama dengan Grace."
"Mungkinkah jika ia akan pergi mencari Grace?"
"Aku belum mengetahui hal itu Your majesty."
"Terus awasi dia. Okay?"
"I will Sir."
---
"Setidaknya Ia benar-benar menjadi Ratu yang baik kan?" Tanya temannya
"I hope so" Jawab Grace
"Hey, kau kan dulu merupakan sahabatnya. Apa yang kau rasakan dari dirinya? Apakah Ia merupakan orang yang kejam?"
"Mungkin. I mean, no she is not cruel. She's cute and so funny."
"I see"
---
"Ace, apakah kau mengenal seorang Vampire slayer yang bernama Grace?"
"Kurasa tidak Your Majesty" Jawab Ace santai
"Apa kau yakin? Aku benar-benar merasa jika kamu mengenalnya dan aku juga mengenalnya"
"Aku yakin Yang Mulia"
"Hmm.. Bisakah kau mencarikan aku informasi mengenai dirinya?"
"Kurasa saya tidak bisa. I have a lot to do" Jawab Ace sambil berlalu meninggalkan Queen Amelia.
---
"Aku rasa aku akan mencari tahu tentang dirimu"
---
"Bagaimana kalau kita mengadakan pesta kali ini di Indonesia?" Tanya Queen Amel saat sedang rapat bersama dengan Sir Ethan
"Kenapa harus Indonesia? Masih banyak negara lainnya" Jawab Sir Ethan
"Aku merindukan tempatku tinggal dulu. Apakah aku tidak bisa kembali kesana?"
"Tentu saja Kau bisa"
"Baiklah, sudah kuputuskan. Tempat pesta kali ini akan diadakan di Indonesia" Lalu Queen Amelia pun beranjak kembali ke kamarnya
---
"Wah, Indonesia. Finally."
"Apakah kau ingin berkeliling?" Tanya Ace
"Iya. Tentu saja. Aku rasa aku akan pergi refreshing di sebuah mall."
"Kau tak mau berubah menjadi invisible?"
"Kurasa tidak. Aku akan tetap menjadi Amelia yang berumur 17 tahun. Sama seperti dulu."
"Baiklah kalau begitu. Aku akan mengikutimu"
"Please don't. Kurasa kau bisa menungguku di hotel. Ini perintah, bukan saran"
Kemudian Amel beranjak pergi meninggalkan Ace. Pertama ia pergi ke sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta.
"Baiklah. Let's start the research."
---
"Apakah kau akan pergi sekarang?" Tanya Viola
"Kurasa begitu. Kau tak mau ikut?"
"Mungkin aku akan menyusul. Ada yang harus aku lakukan" Jawab Viola
---
Mall
Saat Amel mulai mengitari sebuah mall besar yang dulu ia biasa kunjungi, Ia mendapati satu hal yang janggal.
"Maaf, apakah aku mengenalmu?" Tanya seorang pria yang mendekati Amel sambil memperhatikan Amel.
"Mm.. Kurasa tidak. Aku baru saja sampai di Jakarta" Jawab Amel
"Maaf jika aku mengganggumu. Aku pikir aku pernah melihatmu. Kau sangat mirip dengan teman SMA ku." Jawab pria tersebut sambil tersenyum manis
'DEG!'
'Senyuman itu..' Gumam Amel dalam hatinya
"I-iya. Tidak apa-apa" Jawab Amel gugup
"Baiklah kalau begitu aku permisi dulu." Kata pria tersebut sekali lagi dengan senyumannya yang sangat terasa tak asing bagi Amel
"Iya" Jawab Amel sambil tetap memperhatikan punggung pria tersebut saat Ia beranjak pergi.
'Aku rasa senyuman itu sangat tak asing' Gumam Amel dalam hati
Saat sedang asik dengan lamunannya...
'Bruk!'
"Sorry Sorry" Jawab seorang pria yang tanpa sengaja telah mengganggu Amel dari lamunannya.
Pria tersebut terus berlari setelah menabrak Amel
"Apakah semua orang selalu seperti itu? Tidak tau tata krama" Jawab Amel kesal dengan apa yang ia hadapi tadi.
Sesaat kemudian nampak sekerumunan gadis sedang ikut berlari seolah sedang mengejar-ngejar pria tersebut.
---
Saat Amel sedang duduk di taman di Mall tersebut tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiri Amel sambil membawakan Amel minuman ringan
"Hey there. I'm so sorry to bothered you from whatever you did last time" Kata pria yang tadi menabrak Amel
"Yeah. I guess it's okay. you seems like you get a lot of problem with all of that girls who chasing you." Jawab Amel sambil tersenyum
"Iya. Apakah kau tak merasa beruntung?" Tanya pria tersebut
"Kenapa aku harus merasa beruntung?" Jawab Amel santai
"Hmm.. Karena kau bisa mengobrol denganku"
"Karena aku mengobrol dengan orang yang dikejar-kejar para gadis karena mencuri atau berbuat sesuatu hal yang salah?"
"Aigo. you don't know me. Aren't you?" Jawab pria tersebut dengan gaya 'cool'
"Tentu tidak. Is it necessary?" Jawab Amel
"Tentu" Jawab pria tersebut dengan angkuh
To Be Continue
Di part 3 ini. Aku mendapatkan bantuan dari teman aku yang bernama Nining Wahyuningsih. Dia sangat membantu dalam membuat hal misteri :p
So, I hope you'll enjoy the story
See ya in the next part of this story :)
Thanks for reading :3