Rabu, 22 April 2015

The Chosen One (Part 3)

"Malam ini terlalu gelap.. Terlalu sunyi.. Apakah aku benar-benar berubah? Tubuh ku terasa tidak terkendali. Apa yang terjadi?"
---
"Karena the chosen one telah menyadari akan kekuatannya kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak!" Kata William yang merupakan salah satu petinggi dari Vampire Slayer

---


Slurp slurp slurp
"Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan" Kata Amel sambil mengelap mulutnya yang penuh dengan darah dengan tangannya.
"Kau harus menemui yang lainnya"
"Lainnya? Ah, maksudmu keluarga vampir yang lainnya?"
"Yap, kau benar sekali my Queen"
"Jadi vampir yang lainnya juga masih ada yang hidup? Dan bisakah kau hentikan panggilan itu?"
"Hahaha tentu saja mereka masih hidup, vampir memang musnah, tapi yang kumaksud adalah 'hampir' dan jadi aku harus memanggilmu apa?"
"Panggil aku 'your highness' karena aku akan menjadi Queen bukan?"
"Haha kau memang menarik... Celsitudo vestra" Kata terakhir yang Ace ucapkan dengan pelan
"Tadi kau bilang apa?"
"Tidak, aku tidak bilang apa-apa, your highness"
"Baiklah, kapan kita akan pergi?"
"Mm.. Malam ini sebelum bulan purnama"
"Memangnya kenapa dengan bulan purnama"
"Kau akan tau hal itu nanti, baiklah aku akan pergi dulu sekarang, selamat malam"
Setelah Ace pun pergi Amel melihat keluar jendela sambil memandangi langit
"Vale, mei dilectissimi" dan tersenyum pahit.
---


"Kau sudah siap?"
"Apa yang kau maksud dengan siap, Ace?"
"Tentu saja ini!"


Ace dan Amel sedang dibandara, dan Amel tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Ace, tentu saja ini bandara dan manusia itu selalu berpergian ke satu pulau ke pulau lain dengan pesawat kan? Lalu kenapa Ace terlihat sangat antusias, Amel tidak pernah mengerti apa yang ada dipikiran Ace.


"Kita akan pergi ke mana?"
"Tentu saja, Prancis!"
"Kenapa Prancis?"
"Kau sungguh tidak tahu?"
"Tidak."
"..baiklah kau akan tahu nanti ketika kita sudah sampai"


---


Sesampainya di Prancis
"Aku lelah" Amel pun terduduk karena dia lelah harus berada di pesawat selama 2 hari
"Your highness, kita harus cepat sebelum terlambat"
"Apa maksudmu-" belum sempat Amel menyelesaikan kalimatnya, Ace sudah menariknya untuk menaiki taksi
"Château de Beauregard,monsieur" dan taksi pun mulai berjalan
sesampainya disana
"Ace, bukankah ini tempat wisata?"
"Iya"
"Lalu kenapa kita kesini?"
"Kita tidak akan masuk sekarang, kita hanya 'mengunjunginya' untuk saat ini"
"Hah? Apa maksudmu Ace? Bisakah kau mengatakan sesuatu to the point?"
"Tidak, karena kau baru saja berumur 17 tahun!"
"Kejutan?"
"Mungkin"
"Aku lelah denganmu Ace"


Ace hanya bisa tersenyum melihat tingkah Queen-nya


Malam pun tiba
Amel pun memasuki kastil sambil mengikuti Ace dari belakang
"Kenapa kita harus masuk kesini malam-malam?"
"Kurasa itu pertanyaan yang tidak harus dijawab" DEG! suara ace berubah, suaranya menjadi lebih berwibawa tidak ada lagi nada candaanya, apakah ini sifat Ace yang lainnya? entahlah.
Amel pun terus mengikuti Ace sampe mereka berhenti di depan pintu yang besar
"Yang lainnya sudah siap untuk bertemu denganmu, your highness" ucap Ace sambil membungkuk dan membukakan pintu untuk Amel 

---

25 Tahun Kemudian

"Kurasa ingatan Queen Amel akan segera kembali dalam waktu dekat. Ia mulai mengingat tentang masa-masa saat ia masih bersama dengan Grace."
"Mungkinkah jika ia akan pergi mencari Grace?"
"Aku belum mengetahui hal itu Your majesty."
"Terus awasi dia. Okay?" 
"I will Sir."
 ---
"Setidaknya Ia benar-benar menjadi Ratu yang baik kan?" Tanya temannya
"I hope so" Jawab Grace
"Hey, kau kan dulu merupakan sahabatnya. Apa yang kau rasakan dari dirinya? Apakah Ia merupakan orang yang kejam?"
"Mungkin. I mean, no she is not cruel. She's cute and so funny."
"I see"
---
"Ace, apakah kau mengenal seorang Vampire slayer yang bernama Grace?"
"Kurasa tidak Your Majesty" Jawab Ace santai
"Apa kau yakin? Aku benar-benar merasa jika kamu mengenalnya dan aku juga mengenalnya"
"Aku yakin Yang Mulia"
"Hmm.. Bisakah kau mencarikan aku informasi mengenai dirinya?"
"Kurasa saya tidak bisa. I have a lot to do" Jawab Ace sambil berlalu meninggalkan Queen Amelia.
---
"Aku rasa aku akan mencari tahu tentang dirimu"
---
"Bagaimana kalau kita mengadakan pesta kali ini di Indonesia?" Tanya Queen Amel saat sedang rapat bersama dengan Sir Ethan
"Kenapa harus Indonesia? Masih banyak negara lainnya" Jawab Sir Ethan
"Aku merindukan tempatku tinggal dulu. Apakah aku tidak bisa kembali kesana?"
"Tentu saja Kau bisa"
"Baiklah, sudah kuputuskan. Tempat pesta kali ini akan diadakan di Indonesia" Lalu Queen Amelia pun beranjak kembali ke kamarnya
---
"Wah, Indonesia. Finally." 
"Apakah kau ingin berkeliling?" Tanya Ace
"Iya. Tentu saja. Aku rasa aku akan pergi refreshing di sebuah mall."
"Kau tak mau berubah menjadi invisible?"
"Kurasa tidak. Aku akan tetap menjadi Amelia yang berumur 17 tahun. Sama seperti dulu."
"Baiklah kalau begitu. Aku akan mengikutimu"
"Please don't. Kurasa kau bisa menungguku di hotel. Ini perintah, bukan saran"

Kemudian Amel beranjak pergi meninggalkan Ace. Pertama ia pergi ke sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta. 
"Baiklah. Let's start the research."
 ---
"Apakah kau akan pergi sekarang?" Tanya Viola
"Kurasa begitu. Kau tak mau ikut?" 
"Mungkin aku akan menyusul. Ada yang harus aku lakukan" Jawab Viola
---
Mall

Saat Amel mulai mengitari sebuah mall besar yang dulu ia biasa kunjungi, Ia mendapati satu hal yang janggal.
"Maaf, apakah aku mengenalmu?" Tanya seorang pria yang mendekati Amel sambil memperhatikan Amel.
"Mm.. Kurasa tidak. Aku baru saja sampai di Jakarta" Jawab Amel
"Maaf jika aku mengganggumu. Aku pikir aku pernah melihatmu. Kau sangat mirip dengan teman SMA ku." Jawab pria tersebut sambil tersenyum manis
'DEG!' 
'Senyuman itu..' Gumam Amel dalam hatinya
"I-iya. Tidak apa-apa" Jawab Amel gugup
"Baiklah kalau begitu aku permisi dulu." Kata pria tersebut sekali lagi dengan senyumannya yang sangat terasa tak asing bagi Amel
"Iya" Jawab Amel sambil tetap memperhatikan punggung pria tersebut saat Ia beranjak pergi.

'Aku rasa senyuman itu sangat tak asing' Gumam Amel dalam hati

Saat sedang asik dengan lamunannya...
'Bruk!' 
"Sorry Sorry" Jawab seorang pria yang tanpa sengaja telah mengganggu Amel dari lamunannya.
Pria tersebut terus berlari setelah menabrak Amel
"Apakah semua orang selalu seperti itu? Tidak tau tata krama" Jawab Amel kesal dengan apa yang ia hadapi tadi. 
Sesaat kemudian nampak sekerumunan gadis sedang ikut berlari seolah sedang mengejar-ngejar pria tersebut.
---

Saat Amel sedang duduk di taman di Mall tersebut tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiri Amel sambil membawakan Amel minuman ringan
"Hey there. I'm so sorry to bothered you from whatever you did last time" Kata pria yang tadi menabrak Amel
"Yeah. I guess it's okay. you seems like you get a lot of problem with all of that girls who chasing you." Jawab Amel sambil tersenyum
"Iya. Apakah kau tak merasa beruntung?" Tanya pria tersebut
"Kenapa aku harus merasa beruntung?" Jawab Amel santai
"Hmm.. Karena kau bisa mengobrol denganku"
"Karena aku mengobrol dengan orang yang dikejar-kejar para gadis karena mencuri atau berbuat sesuatu hal yang salah?"
"Aigo. you don't know me. Aren't you?" Jawab pria tersebut dengan gaya 'cool'
"Tentu tidak. Is it necessary?" Jawab Amel
"Tentu" Jawab pria tersebut dengan angkuh



To Be Continue

Di part 3 ini. Aku mendapatkan bantuan dari teman aku yang bernama Nining Wahyuningsih. Dia sangat membantu dalam membuat hal misteri :p
So, I hope you'll enjoy the story
See ya in the next part of  this story :)
Thanks for reading :3 

Selasa, 21 April 2015

The Chosen One (Part 2)

"Malam ini terlalu gelap.. Terlalu sunyi.. Apakah aku benar-benar berubah? Tubuh ku terasa tidak terkendali. Apa yang terjadi?"
---
Kamu harus mengetahui hal ini. Aku akan menutup ingatanmu sampai kamu genap berumur 17 tahun. Diumur tersebut kamu harus memilih. Apakah kamu ingin menjadi manusia yang akan selalu dikejar-kejar oleh vampire slayer atau kamu akan berubah menjadi vampir. Akan ada penjaga yang akan menjaga kelangsungan hidupmu sampai kamu berumur 17 tahun." Cerita Neneknya panjang lebar.
Neneknya pun pergi setelah menutup rapat-rapat fakta itu dari ingatan Amelia.

---
"Jadi..."
Hanya kata-kata itu yang dapat Amel ucapkan. Saat ia mengingat wajah pucat dari Ace. Mereka sudah lama sekali tidak berjumpa. Tapi, malah Amel mengucapkan hal yang tidak baik kepada Ace. Ace yang merupakan orang yang selalu melindungi Amel.
"Sudah ingat sekarang Mel?" Kata Ace sambil tersenyum.
Tanpa pikir panjang Amel langsung memeluk Ace. Ia baru saja mengingat bahwa keluarga aslinya sudah lama dibunuh oleh "vampire slayer". Tapi, Amel tak akan bisa dibunuh oleh mereka karena ada Ace dan pasukannya yang selalu melindunginya.
"Jadi, apa yang akan kaulakukan?" Tanya Ace 
"Aku tak tau"
"you better get hurry girl. I can't help you everytime or forever" Kata Ace serius.
"Apakah aku harus berubah menjadi vampir?"
"Kau tak harus, kau punya pilihan."
"Tapi, aku takut. Aku merasa aku tak bisa berubah jadi vampir. Tapi, aku tidak mau merepotkanmu"
"Kau lebih baik berubah. Jika kau berubah kau bisa membantu kami untuk menjadi our Queen. Banyak vampir yang membutuhkan kepemimpinanmu yang bijaksana. Tapi, kau harus berubah menjadi vampir untuk mendapatkan kebijaksanaan Lady Isabelle."
"Kenapa? Kenapa harus aku?"
"Orang tuamu sudah dibunuh oleh Vampire slayer kau harus berubah menjadi vampir. Karena memang sepatutnya begitu. Setidaknya kau harus mempunyai anak bersama seorang manusia. Agar tetap terjamin kelangsungan keturunanmu. Sir Ethan sudah mempunyai anak dari Lady Mirabelle. Dan, keturunan dari Ethan dan Mirabelle adalah kamu. Lady Mirabelle meninggal karena dia merupakan "half of pure blood of vamipre and half human". Tapi, anaknya sudah menjadi manusia seutuhya kecuali ia menjadi "the chosen one". Pasti Sir Ethan sangat bahagia bisa menjumpai dirimu." Cerita Ace panjang lebar
---
"Eh, apakah kalian tau Amelia ada dimana?" Tanya Grace panik karena tak melihat keberadaan Amelia sejak pagi
Semua temannya hanya menggeleng menandakan bahwa mereka tidak mengetahuinya. Akhirnya, Grace memberitahukan tentang hilangnya Amelia ke gurunya. Tapi, gurunya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena penasaran, Grace mencoba bertanya kepada orang yang waktu itu menceritakan hal yang tidak jelas sore itu. 
"Permisi Pak, saya ingin bertanya sesuatu"
"Apa yang ingin kau ketahui anak muda?"
"Apakah bapak benar-benar yakin tentang cerita bapak kemarin?"
"Oh, soal itu ya. Mari ikut dengan saya. Saya akan menceritakan semua hal yang terjadi." 

Tanpa pikir panjang, Grace langsung mengikuti orang tersebut.
---
"Apa yang akan terjadi jika aku berubah menjadi vampir?"
"Yang pasti kau akan memerlukan darah"
"Lalu? Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus meminum darah orang yang kutemui dijalan?" Gerutu Amel
"Tentu tidak. Tapi, kau bisa melakukannya. Tidak ada yang bisa membunuhmu selain cintamu kepada seorang manusia. By the way, apakah kau sudah pernah mencintai seorang manusia?"
"Kurasa belum. Tapi, aku menyukai seseorang. Aku belum tau apakah itu cinta atau bukan"
"Hmm. Semoga saja bukan."
"Bolehkah aku menemui sahabatku untuk yang terakhir kalinya?"
"Tentu. Why not?"
---
Amelia pun keluar dari tempatnya tadi. Ia bergegas kembali ke tempat ia menginap semalam. Tapi, ia tak tau Grace berada dimana. Ace tetap mengikuti Amel dengan menggunakan sihir yang membuat dirinya invisible terhadap manusia.
"Dia dimana?" Tanya Ace
"Entahlah." Jawab Amel sambil menggeleng
---
"Ada sebuah rahasia besar dibalik gadis itu."
"Amelia?"
"iya. Ada suatu perjanjian jika kau ingin mengetahui rahasia gelap ini"
"Apa itu?"
"Kau harus membiarkan aku mengambil darahmu."
"Ha? Apa yang kau bicarakan?"
"Darah. Apakah kau tak mengerti hal itu? Kurang jelaskah?"

Sesaat kemudian dia mengeluarkan taringnya dan dengan perlahan namun pasti ia mendekati Grace.
---
"Apakah kamu mencium bau darah?" Tanya Amel.
"Sepertinya dari sebelah sana" Jawab Ace sambil segera berlalu
---
"Sepertinya kau ini bodoh!" Jawab Grace
"Kau tak tau bahwa aku seorang vampire slayer? Stupid vampire." Jawab Grace sambil memainkan sebuah pisau yang sangat tajam di tangannya
"Sekarang jelaskan padaku, apa yang membuat sahabatku menghilang? Aku tak akan sudi menerima jawaban murahan darimu! So don't you even dare to think 'bout it!"
Vampir tadi hanya tergeletak lemas saat mendapat serangan telak dari seorang gadis yang lugu tersebut. Grace memercikkan holy water dan memukul vampir tersebut.
"A-apakah orsang tuamu begitu bodoh? Sehingga membuat anaknya sendiri tak tau dengan masalah ini?" Jawabnya sambil menyengir
"Jangan pernah menghina orang tuaku kau vampir bodoh! Hanya karena aku belum menggores kulitmu sedikitpun bukan berarti aku tidak akan membunuhmu!"
"Sebenarnya temanmu adalah 'The Chosen One'. Masa kau tidak menyadarinya? Manusia memang bodoh!"
Tanpa ada ragu-ragu Grace segera menebas leher dari vampir tersebut menggunakan pisau tembaga tersebut.
"Kenapa harus kau Amel? Kenapa sekarang?" Jawab Grace
Amel dan Ace sedang berdiri didepan pintu sambil mendengarkan hal yang terjadi.
---
Flashback

Grace merupakan anak yang sangat pemberani. Itu dikarenakan ia harus menyaksikan kedua orang tuanya dibunuh oleh seorang vampir. Karena hal itu, Ia di asuh oleh kedua orang tua baru yang merupakan pasangan dari Vampire Slayer terkenal. Karena Grace sangat ingin balas dendam akhirnya ia memutuskan untuk bergabung menjadi Vampire Slayer. Hingga suatu saat ia mendapatkan tugas untuk menjaga seorang anak gadis seumuran dia yaitu Amelia. Awalnya ia sangat membenci Amel. Tapi, lama-kelamaan dia menjadi sangat akrab dengan Amelia. Grace mendapatkan pesan agar sama sekali tidak akan terlibat dengan satupun perkelahian. Dan harus menjadi gadis yang semberono, pemalu, dan lemah. Padahal sikapnya sangatlah berlawanan dengan hal itu.
---
"Amel. Sekarang kau tau kenyataannya kan?" Kata Ace santai saat mereka sudah kembali.
"Iya. Tapi, Kurasa aku tetap sahabatnya. Jadi, aku akan kembali dan mengucapkan salam perpisahan"
"Nona, apakah kamu masih belum sadar juga bahwa temanmu adalah seorang Vampire Slayer?"
"Aku tau. Tapi, setidaknya dia selalu ada bagiku."
"Baiklah kalau itu maumu. Aku tak akan peduli jika kau mati"
"Tentu kau akan peduli. Tidak akan ada vampir darah murni lagi jika aku mati. Ingat?" Jawab Amel santai lalu pergi meninggalkan Ace sendirian.
"Interesting girl"
---
"Grace.."
"Amel? Kamu dari mana saja? Aku sudah mencarimu kemana-mana" Jawab Grace
"Aku baik-baik saja kok. Aku hanya pergi sebentar. Dan nanti aku mungkin tidak akan ikut pulang dengan kalian semua." Jawab Amel
"Baiklah. Kita akhiri sandiwara ini."
"Oke."
"Kau tau kenapa aku sangat membenci vampir?"
"Tidak."
"Karena mereka telah membunuh kedua orang tuaku. Jadi, kurasa nanti kau akan menjadi salah satu dari mereka. Dan terasa sulit bagiku untuk menerima hal itu."
"I'm so sorry to hear that. Aku juga belum mengetahui masa depan apa yang akan terjadi padaku."
"Jadi kau benar-benar 'the chosen one'?"
"Kurasa begitu"
"Kalau begitu aku  adalah Vampire Slayer dan kurasa kau sudah mendengar apa yang terjadi tadi." Jawab Grace santai
"Iya. Apakah kau akan membunuhku?"
"Mungkin. Tapi, tidak sekarang."
"Kenapa?"
"Karena kau akan ikut dengan kami untuk pulang ke Jakarta. Oke?"
"Tidak. Aku tak bisa"
"Baiklah kalau begitu sahabat. Kurasa hubungan kita akan berakhir disini. Aku akan memberi tahu atasanku bahwa kau telah mengetahui kebenaran tentang dirimu sendiri."
"Iya. Kalau begitu aku akan pergi."
"Baiklah"
Kemudian Amel beranjak pergi dan Grace dengan santai mengambil HP dan menelepon ke atasannya.
---
"Kita akan berangkat sekarang"
---
"Apakah kau bisa membuat seseorang lupa ingatan?" Tanya Amel
"Tentu Miss. Ada apa?"
"Apa kau bisa membuat aku lupa ingatan? Untuk 100 tahun mungkin"
 "Mungkin tidak selama itu. Jika kau coba mengingat maka akan kupastikan tidak akan lebih dari 30 tahun untukmu agar dapat mengingat semuanya." Jawab Ace santai
 "Baiklah. Kurasa aku tak akan bisa berubah jadi vampir jika aku tetap mengingat masa laluku. Cukup buat aku lupa tentang orang tua dan teman-temanku. Bisakah kau melakukan itu?"
"Saya rasa saya bisa Miss"
Dengan santai Ace membacakan sebuah mantra dalam bahasa asing dan mulai mengambil gelas dengan darah tersebut lalu dengan perlahan memercikkannya ke kepala Amel. Amel awalnya hanya merasa lemas dan perlahan tertidur.
---
"Hai Ace. Apakah aku sudah tertidur cukup lama?"
"Hanya satu hari Miss."
"Oh. Baiklah."
'Rasanya aku pernah meminta Ace untuk membuat aku melupakan sesuatu. Kurasa cara ini benar-benar berhasil' Gumam Amel
---
"Okay Miss. It's show time. I'm gonna going outside and do some hunting for you. Just wait here." Kata Ace santai sambil beranjak meninggalkan Amel bersama dengan vampir lainnya.
---
"Karena the chosen one telah menyadari akan kekuatannya kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak!" Kata William yang merupakan salah satu petinggi dari Vampire Slayer

---

Bagaimana Cara Membunuh Vampir?
    1.  Menusuknya dengan menggunakan pisau yang terbuat dari tembaga yang dicampur dengan perak
    2. Membakarnya
    3. Melemahkannya dengan menggunakan air yang telah dibacai oleh bahasa latin yang biasa disebut dengan Holy Water
Bagaimana Cara Membunuh Vampir Darah Murni?
  1. Menunggu Vampir darah murni untuk berubah menjadi manusia biasa
To Be Continue

hai... Sorry kalo ceritanya makin gaje xD
Semoga menghibur teman teman semuanya..
maaf kalo update nya lama dan penuh dengan typo dan gaje hehe
thanks for reading :)